Saya dibesarkan oleh bahasa Indonesia yang pintar dan lucu, meski kadang rumit dan membingungkan, begitulah Joko Pinurbo membuka “Kamus Kecil” (2016), sebuah sajak yang menggambarkan keajaiban bahasa. Baris berikutnya semakin menegaskan betapa luar biasanya bahasa:

“Ia mengajari saya cara mengarang ilmu
sehingga saya tahu bahwa sumber segala kisah adalah kasih.”

Sajak ini mengundang kita untuk merenung: sejauh mana bahasa berperan dalam kehidupan manusia? Bagaimana ia bisa menjadi alat yang bukan hanya menyampaikan makna, tetapi juga menciptakan ilmu dan kisah?

Penyair yang kerap disapa Jokpin ini tampaknya percaya pada keajaiban bahasa, seperti yang ia ungkapkan dalam sajak lainnya:

“Keren juga ini bahasa,” Tuhan berkata,
“dapat membuat negeri yang rumit cantik pada waktunya.”

Membaca baris-baris tersebut, kita seolah menemukan oase di tengah padang pasir—sebuah kesadaran bahwa bahasa bukan sekadar kumpulan aksara, tetapi sesuatu yang bernyawa. Bahasa memiliki kekuatan untuk memperindah, menyatukan, dan memberi makna bagi kehidupan kita.

Kesadaran akan peran bahasa inilah yang ingin kami tanamkan kepada generasi muda di Sekolah Islam Al Jabr. Salah satu upaya kami adalah melalui perayaan Hari Bahasa dan Budaya (Language and Culture Day), sebuah acara tahunan yang dirancang untuk mengajak siswa mengeksplorasi bahasa dan budaya secara lebih personal. Acara ini tidak hanya menjadi momen perayaan, tetapi juga bagian dari penguatan identitas diri dan interaksi sosial yang positif, sebagaimana ditekankan dalam pedoman kesejahteraan siswa IB.

Melalui kegiatan ini, kami berharap siswa tidak hanya melihat bahasa sebagai alat komunikasi, tetapi juga sebagai jendela yang membuka wawasan, menghubungkan mereka dengan dunia, dan—seperti yang dikatakan Joko Pinurbo—membantu mereka memahami bahwa “sumber segala kisah adalah kasih.” (Tim Language/2025)

Saya dibesarkan oleh bahasa Indonesia yang pintar dan lucu, meski kadang rumit dan membingungkan Joko Pinurbo captures this magic in his poem “Kamus Kecil” (2016):

“Ia mengajari saya cara mengarang ilmu
sehingga saya tahu bahwa sumber segala kisah adalah kasih.”

This poem reminds us of language’s power—not just as a means of communication but as a creator of knowledge and stories. Pinurbo reinforces this idea:

“Keren juga ini bahasa,” Tuhan berkata,
“dapat membuat negeri yang rumit cantik pada waktunya.”

Language is alive; it unifies, beautifies, and gives meaning to life. At Al Jabr Islamic School, we cultivate this awareness through our annual Language and Culture Day, where students explore language and identity in a meaningful way. More than a celebration, it strengthens self-awareness and social connection, aligning with IB student well-being principles.

Through this, we hope students see language as a bridge to the world and, as Pinurbo puts it, understand that  “sumber segala kisah adalah kasih.”(Language Team/2025)

Hari Bahasa 2023

Hari Bahasa 2024